Kamis, 12 Desember 2013

Belajar Berenang di Usia 35 Tahun



:: agus m irkham

Cerita ini secara lesan sudah pernah saya tuturkan pada beberapa orang. Yakni tentang bagaimana saya belajar berenang. Sampai dengan November 2012, saya belum bisa berenang. Pernah sih dulu saat SMA ujian olahraga renang. Tapi yang saya ingat saat itu saya hanya asal berenang saja. Asal gerak yang penting tidak tenggelam. Jadi gerakannya betul-betul ngawur. Berenang gaya panik, hehe. 

Niatan untuk belajar berenang bermula ketika saya mengantar anak-anak saya berenang, tepatnya main air, hihi. Waktu itu di dekat tempat tinggal saya, ada kolam renang baru. Tapi karena khusus untuk anak-anak, kedalamannya hanya sekitar satu meter, bahkan kurang, secara saya malu dong ikut-ikutan main air, hehe.  Hingga suatu kali saya melihat seorang kakek mengantar cucunya berenang. Saya lihat si kakek ini pintar sekali berenang gaya dada. Gerakannya sangat halus, dan ritmis, meskipun berenang di air kolam yang dangkal.

Saya pun mendekati si kakek, bertanya, mau tidak melatih saya berenang. Eh si kakek malah menyarankan saya ikut berlatih di kendal. “Tapi kebanyakan yang belajar berenang anak-anak SD mas.” Terangnya. Haha langsung kebayang deh, kalau saya ikut, saya bakal menjadi peserta paling muda, xixixi.

Pulang. Di rumah saya mikir. Bagaimana ya caranya agar saya bisa belajar berenang, tapi tidak perlu gabung dengan anak-anak kecil. Malu dong ah. Akhirnya entah ide-nya datang dari mana, saya kepikiran untuk membuka youtube dan mengetik frase: “teknik berenang gaya bebas” . Eng ing eng, ternyata  banyak banget video yang berisi teknis berenang. Mulai dari gaya bebas, dada hingga kupu-kupu. Ada yang dari dalam negeri (orang indonesia), dan banyak yang dari luar negeri (bule). Akhirnya tiap malam saya melihat, sambil mengingat-ingat gerakan tiap gaya. Terutama free style. Siang atau sorenya saya ke kolam renang yan dangkal itu. Takut soalnya kalau ke kolam renang yang dalam. Takut tenggelam. Dan kenapa sore? Menjelang  tutup. Gak ada orang lain, selain saya. Itu kolam renang akhirnya jadi kolam renang pribadi saya dong. Wkwkwk.

Bener-bener perjuangan deh. Karena dangkal mungkin, dengkul alis lutut saya sering kena lantai kolam hingga penuh memar-memar. Tapi tak ada kesuksesan yang tidak memerlukan pengorbanan. Setelah beberapa kali belajar akhirnya saya pun: masih sering tenggelam. Hahaha.
Akhirnya tiap abis renang, malamnya saya kembali melihat membuka youtube. Mengingat-ingat kembali apa yang salah saat saya renang tadi, kok masih tenggelam mulu. Oh ternyata gerakan kaki saya masih salah, tangannya juga, kepala juga, semua salah doong, huehuehue.

Pelan-pelan saat praktik berenang saya membayangkan apa yang saya saksikan di youtube. Akhirnya apa yang terjadi saudara-saudara, saya bisa menguasai free style dengan baik. Cukup? Belum. Saya mau belajar juga gaya dada. Karena secara gerakan lebih saya suka. Dan kalau saya lihat film atau artis2 saat berenang biasanya mereka menggunakan gaya dada. Hihihi. #berlebihan.

Saya pun kembali melihat youtube. Dan mengetik frasa: “Teknik berenang gaya dada.” Wah banyak banget mas bro. Dan mayoritas dari luar negeri. Saya pun langsung melihat satu-satu. Mengingat-ingat dan mempraktikkan juga. Sambil berdiri, sambil duduk, sambil tidur di lantai. Komplit deh. Tapi yang jelas tidak sampai ngesot sih. *suster kaleee.

Sorenya saya kembali ke kolam renang pribadi saya. Hehehe. Lebih parah. Tenggelam mulu. Dan lutut semakin bertambah deh memar dan nyerinya. Untung gak ada orang. Jadi lumayan lah. Tidak ada acara ditertawakan orang. Paling senyum-senyum sendiri saja. Sambil diliatin mas dan mbak yang bekerja di kolam renang. Mereka pasti sambil mikir. “Kayaknya mas-nya ini waktu kecil tidak bahagia. Masak tiap sore main air terus.”  #untung dalam ati, hehe.

Sama seperti saat berenang free style, saat gaya dada pun, tiap malam saya coba mengevaluasi, kira-kira apa yang salah dengan gerakan saya tadi sore, kok tenggelam mulu. Nafaspun selalu ngos-ngosan. Keesokan harinya saya kembali njebur ke kolam. Demikian berulang-ulang. Sampai 3-4 kali. Hingga akhirnya secara ajaib saya menemukan hikmah (bukan mbak nikmah ya, jangan salah baca hehe), yang cetar membahana banget. Yaitu: jika kamu ingin mudah belajar sesuatu, jadilah bagian dari apa yang kamu pelajari.  Nah, kenapa saya sering tenggelam, saya baru ngeh, ternyata karena air saya jadikan lawan. Awas ya air, kamu jangan coba-coba menenggelamkan saya.  Kamu harus saya kuasai dan taklukan. Begitu kira-kira ingatan bawah sadar saya, saat njebur ke kolam.

Akhirnya cara berfikirnya saya balik. Air saya jadikan teman. Ia yang bakal membantu saya untuk bisa berenang. Setiap persentuhan arus air ke seluruh tubuh saya, saya rasakan betul-betul. Dan wow banget. Ternyata air yang justru membantu saya agar tidak tenggelam. Saat tubuh saya menekan ke bawah, yang saya rasakan dengan pelan dan halus, air menekan kembali tubuh saya ke atas, untuk kemudian saya bisa ambil nafas.  Jadi secara natural air ini telah memudahkan dirinya agar bisa “dikuasai” oleh saya. Bingung ya dengan bahasa saya? Hehehe. Baca ajalah. Tidak usah dipikirkan dalem-dalem. Saya saja tidak terlalu paham dengan ungkapan yang saya tulis tadi, hihihi.

Setelah berlatih kurang lebih 5 kali di kolam dangkal, dan saya merasa sudah bisa dan siap pindah kolam renang dalam, akhirnya saya pun ke kota Kendal, sekitar 25-30km dari rumah ke arah semarang. Di Kendal ini ada kolam renang yang memang selain untuk anak-anak juga untuk orang dewasa.  Ukuran panjang kolam 25 meter. Dengan agak deg-degan juga saya mulai njebur. Dan ternyata saya sudah betul-betul sudah bisa berenang gaya bebas dan dada dengan sangat baik. Sekali berenang bisa sampai dua jam, dan menempuh tak kurang dari 500m, pake acara minum dan istirahat bentar sih.  

Eh tapi ada yang lucu, pernah suatu kali tiba-tiba ada dua orang mendekat, dan meminta saya untuk melatih mereka berenang. *keliatan boong banget. xixixi. Dan pernah juga kali, saat berenang bareng dengan para anggota TNI Angkatan Darat—saat itu saya berenang di salah satu kolam renang di Kota Bandung,  saya disangka atlit renang yang sedang latihan, wkwkwk. #siap mas Kopral. Atlet youtube hehe.

Kalau ditanya siapa guru renang saya: “Banyak sekali jawab saya. Kebanyakan bule-bule.” Iyalah. Wong belajarnya dari youtube.

Oh iya mungkin kawan2 penasaran *haiyah ge er sendiri* kenapa saya kok bela-belain belajar berenang meskipun secara umur masih muda, hihihi. Pertama saya ingin membuktikan, untuk urusan belajar, tidak ada istilah terlambat. Kedua, sumber belajar bisa dari manapun. Youtube bisa menjadi tambang sumber pembelajaran tak terperi. Ketiga, agar lebih bersabar.  *bagi yang penasaran dengan alasan yang ketiga silakan kirim email ke saya, xixixi. Udah ya. Sekarang mau njebur lagi :)


  


Tidak ada komentar:

Posting Komentar